Gejolak alam terjadi diberbagai belahan dunia. Dari Australia sampai Timur Tengah dan Balkan. Anehnya amukan alam itu begitu ekstrem yang satu dengan yang lainnya. Di Australia suhu jagad terus meninggi mencapai lebih dari 42 derajat celcius mendekati rekor yang pernah terjadi di tahun 1939. Kala itu suhu di sana pernah mencapai lebih 45 derajat celcius. Berita terakhir di negara bagian New South Wales suhu sudah mencapai 45 derajat celcius. Kebakaran pun menggila menghanguskan puluhan rumah juga ribuan ternah ikut mati terbakar. Sungguh mengerikan.
Sementara di wilayah timur tengah, sebuah daerah bergurun yang biasanya panas dan kering, hari – hari ini di daerah itu terjadi badai salju yang hebat. Penerbangan lumpuh bahkan kabarnya sudah menelan korban jiwa. Di Eropa pun demikian. Cuaca dingin ekstrem telah menelan ratusan korban manusia.
Selain alam dengan cuaca ekstremnya, wabah penyakit menular yang menakutkan juga muncul. Flu Burung muncul kembali. Di Hongkong, China dan Banglades kabarnya sudah memakan korban manusia. Varian baru virus ini kabarnya lebih mematikan dan penularan dari itik ke manusia bisa lebih cepat. Benar – benar menakutkan.
Apakah Ini Awal Kiamat Itu?
Kegaduhan akan datangnya kiamat barusan mereda, setelah tanggal yang diperkirakan lewat tanpa ada kejadian luar biasa apapun. Ada semacam kelegaan bahwa apa yang ditafsirkan oleh banyak orang dari warisan suku maya tidaklah benar. Namun apakah ramalah suku Maya itu salah? Bisa jadi tidak demikian adanya. Seperti yang disampaikan oleh tafsir para ahli, memang bukanlah tanda akhir jaman yang maksudkan oleh suku Maya, tetapi sebuah era baru dari sebuah jaman. Era baru seperti apa? Ini pertayaan yang akan sulit dijawab sebab memang tak ada penjelasannya.
Memperhatikan tanda – tanda jaman melalui gerak alam adalah cara terbaik. Ada keyakinan bahwa alam semesta merupakan manifestasi dari yang Ilahi. Maka pada jaman ini, saat Yang Illahi hendak berbicara, alamlah medianya.
Suhu bumi yang meninggi di atas normal hingga membuat alam melahirkan api, suhu dingin ekstrem yang membekukan bumi, wabah yang mungkin akan lebih banyak lagi sehingga jumlah korban mungkin terus meninggal sehingga populasi manusia menjadi berkurang, mungkin sekali adalah cara Yang Ilahi berbicara. Berbicara sekaligus menegakkan hukum dan aturannya. Tak ada yang tahu dan sulit dipercaya. Namun saat alamt bertingkah, kita seperti kutu dalam gundukan sekam. Kecil tak berarti. Tak mampu mencegah, pun dengan teknologi – teknologi canggih yang mampu dirancang oleh manusia. Mungkin inilah era baru itu, era yang tak pasti bagi nalar manusia yang sering merasa cerdas, pintar dan mampu menguasai dunia, di mana alam dengan isinya menjadi perkasa kembali semperti fitrahnya sementara manusia itu kecil dan tak berdaya.
Maka tak perlu risau dan takut, apakah kiamat akan terjadi atau tidak. Manusia itu kecil dan lemah di pangkuan alam yang perkasa. Segala daya upaya yang baik memang harus terus dilakukan, namun tak ada yang bisa menghentikan saat Yang Ilahi melalui tangan – tangan alamnya menghendaki sesuatu terjadi, maka terjadilah itu. Dengan kesadaran itulah kita seharusnya menyambut era baru ini.