Article Detail

Menjiwai Spiritualitas Elisabeth Gruyters dalam Karya Layanan Pendidikan

Menjiwai Spiritualitas Elisabeth Gruyters dalam Karya Layanan Pendidikan

 

  1. I.                   Pendahuluan

Menarik untuk diresapi dan dipahami dari sepenggal spiritualitas Bunda Elisabeth Gruyters tokoh pendiri Konggregasi Suster-suster Cinta Kasih Carrolus Borromeus yang berbunyi demikian â€œHendaklah kamu mencintai Tuhan Allahmu, dengan seutuh hati, dengan seutuh jiwa, dan dengan seluruh tenaga, serta cintailah sesamamu seperti dirimu sendiri, demi Tuhan”

Spiritualitas inilah yang mengobarkan semangat Bunda Elisabeth Gruyters untuk melihat, bertindak secara nyata untuk meringankan penderitaan sesamanya. Tujuan yang mau diraih adalah berupaya dengan segenap hati, agar Tuhan dimuliakan, dengan menguduskan diri serta melaksanakan berbagai karya bakti untuk membantu sesama yang mengalami kesesakan hidup dan yang berkekurangan. Kharisma Bunda Elisabeth  bersumber pada iman akan Yesus yang tersalib yang mengajarkan kepadanya tentang cinta yang tak bersyarat dan bela rasa bagi mereka yang menderita dan berkekurangan demi keselamatan manusia seutuhnya.

Sekolah Tarakanita yang merupakan salah satu karya layanan di bidang pendidikan dari konggregasi suster-suster Cinta Kasih Carrolus Borromeus menemukan dasar dan tonggak yang kuat dalam perjalanan selama 60 tahun  karena selalu mendasarkan pada semangat dari Bunda Elisabeth Gruyters. Usia 60 tahun adalah suatu ukuran di mana manusia sudah mencapai keberhasilan dalam kehidupannya demikian pula dengan sekolah Tarakanita yang dengan segala badai yang datang dalam perjalanannya mampu mempertahankan semangat untuk memperhatikan perkembangan generasi muda menjadi generasi yang mempunyai iman yang kuat terhadap Tuhan, berintelektualitas tinggi, emosi yang terkontrol, mampu berinteraksi sosial yang baik dan memiliki daya juang dalam kehidupannya ( CC5)

Perkembangan zaman dengan segala kecanggihan teknologi dan derasnya arus informasi karena dampak globalisasi adalah masalah yang harus dihadapi sekolah Tarakanita ke depan. Mau tidak mau hal ini mewajibkan sekolah Tarakanita untuk ikut menyesuaikan diri dalam karya pelayanannya agar tidak dibilang ketinggalan zaman. Pertanyaan besar adalah bagaimana Tarakanita melakukan inovasi dan terobosan agar karya pendidikannya tidak ketinggalan zaman tetapi juga masih tetap spiritualitas Bunda Elisabeth Gruiters (CC5) dapat tertanam dalam diri peserta didik?

  1. II.                  Pembahasan

Membentuk karakter  peserta didik yang tidak hanya cerdas intelektual tetapi cerdas juga secara kerohanian bukanlah suatu hal yang mudah. Dunia saat ini banyak diisi oleh manusia-manusia yang mengejar materi dengan segala cara tanpa memperdulikan lagi rasa empati kepada sesamanya. Hal ini terjadi karena di dalam proses pendidikan yang diterima tidak memilki “roh”. Peserta didik hanya dijejali dengan ilmu-ilmu pengetahuan untuk menjadi yang terpandai, terbaik dan menang daripada orang lain. Seperti inikah yang diharapkan? Tentunya tidak. Manusia akan menjadi lebih berarti jika mau berbagi dan berinteraksi social dengan sesamanya.

Tantangan besar dunia modern ini harus dijawab oleh pendidikan Tarakanita di masa kini. Tarakanita beruntung karena memiliki “roh” dalam karya layanan pendidikannya. Rohnya tidak lain adalah spiritualitas Bunda Elisabeth Gruyters yang diwariskan kepada kita sebagai generasi penerus. Cinta kasih tanpa syarat dan berbela rasa, Iman yang dalam, mengahargai harkat dan martabat manusia, memiliki daya juang , memiliki kemampuan untuk maju dan rela berkorban adalah unsur-unsur pokok yang menjiwai dan member kekuatan dalam melaksanakan tugas perutusan karya layanan pendidikan Tarakanita.

Satu-satunya cara untuk menjiwai dan menanamkan spiritualitas Bunda Elisabeth adalah dengan cara menghayati dan melaksanakan dengan setia untuk berbelarasa terhadap yang berkekurangan. Dalam layanan pendidikan, peserta didiklah focus yang harus diperhatikan.   Inovasi-inovasi kegiatan di sekolah Tarakanita perlu diciptakan, manajemen yang jelas sehingga tidak ada ketimpangan-ketimpangan di sana-sini yang mungkin bisa melemahkan daya juang setiap insane yang mengabdikan dirinya di karya layanan pendidikan suster-suster Carolus Borromeus. Tidak kalah penting adalah budaya untuk saling peduli dan simpati kepada sesame bisa menjadi sesuatu keunggulan sekolah-sekolah yang berspiritualitas.

Masyarakat bisa merasakan dan menentukan pendidikan mana yang terbaik bagi generasi berikutnya. Tarakanita harus yakin bahwa dasar kuat dari spiritualitas Bunda Elisabeth Gruyters akan tetap selalu ada dan menjiwai setiap gerak langkah seluruh keluarga besar Tarakanita. Generasi yang terbentuk adalah generasi yang unggul dan berkepribadian utuh.

  1. III.                Kesimpulan

 

Agar spiritualitas Bunda Elisabeth Gruyters tetap menjadi roh yang menghidupi pelayanan dalam bidang pendidikan maka kesetiaan untuk selalu menghayati dan menerapkannya pada peserta didik sangatlah diperlukan yang tentunya pelaksanaannya disesuaikan dengan tuntutan zaman dan situasi komunitas setempat.

Generasi yang mempunyai spiritulitas, intelektualitas, emosional, interaksi social dan day juang yang baiklah yang akan bisa memenangkan dalam proses kehidupannya. Tarakanita harus selalu berupaya untuk belajar dan belajar terus sehingga mampu menghadapi tantangan zaman.

Selamat berpesta 175 th Konggregasi Suster-suster Carrolus Borromeus dan 60 th Yayasan Tarakanita, semoga sukses selalu. Tuhan memberkati.

 

Oleh : Valentina Nurwanti Dewiningsih, S.Pd

SMA Tarakanita Gading Serpong

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment