Article Detail

Mutu Pendidikan Ditentukan oleh Mutu Organisasi Sekolah

MUTU PENDIDIKAN DITENTUKAN  OLEH MUTU ORGANISASI SEKOLAH

YULITA RINTYASTINI

SMA TARAKANITA GADING SERPONG

 

Pendidikan sangat berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memotong rantai kemiskinan . Setiap manusia membutuhkan pendidikan , sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan  bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing. Bagi organisasi sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang dihasilkan melalui pendidikan. Upaya-upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan berbagai cara.

Jakarta(ANTARA News) – Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu menyampaikan anggaran fungsi pendidikan 2012 direncanakan Rp. 286, 6 triliun atau 20,2 persen dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN). Anggaran Kementrian Pendidikan Nasional direncanakan Rp. 57,8 triliun. Anggaran tersebut digunakan untuk BOS, Tunjangan profesi,  dana tunjangan tambahan penghasilan guru yang belum dapat tunjangan profesi, rehabilitasi gedung-gedung sekolah yang tidak layak, dan penyediaan beasiswa siswa miskin pada semua jenjang.

DEPOK – Masyarakat Indonesia menaruh harapan besar pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh, hal itu terjadi karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan semakin tinggi. Mereka juga mengetahui anggaran untuk pendidikan cukup besar. Kenyataan ini pun, kata Nuh, mendorong Kemendikbud untuk meningkatkan kinerja dan integritas.

Harapan dapat diwujudkannya pendidikan berkualitas bertaraf internasional (a world class education) sudah mulai tampak dan berkembang di kalangan pengelola pendidikan di pusat dan daerah.  Keinginan itu dibuktikan dengan diperkenalkannya berbagai macam inovasi pembelajaran, dibentuknya pusat-pusat kegiatan ilmiah, forum guru mata pelajaran, dan kepala sekolah. Pemerintah sejak empat tahun terakhir ini, juga sudah memperkenalkan model pengelolaan sekolah bertaraf internasional (SBI) dan sekolah mandiri (SM).

Pada  SBI, pemerintah bahkan sudah memberikan dukungan kepada sekolah-sekolah penyelenggara untuk mengadopsi dan mengadaptasi sebagian silabus pembelajaran yang digunakan di banyak Negara maju, khususnya Negara-negara yang tergabung dalam OECD. Sedangkan pada SM, sekolah dapat mengelola kurikulum pembelajarannya dengan menggunakan system kredit semester (SKS). Selain itu, pemerintah akan tetap mempertahankan pelaksanaan ujian nasional UN) sebagai instrument kebijakan nasional untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan meskipun hasilnya terus mengundang kontroversi.

Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai penyempurnaan system administrasi dan pengelolaan pendidikan patut diapresiasi. Lebih jauh, penataan institusi (institutional building), kurikulum, dan penilaian itu hendaknya juga didukung dan dapat diselaraskan dengan program penguatan kapasitas guru (teachers capacity building) dan kepala sekolah. Hal ini penting karena sekolah sebagai organisasi akan mencapai kinerja yang unggul ditentukan bagaimana perilaku organisasi tersebut mencapai tujuan.

Keberhasilan implementasi strategi sangat tergantung pada perilaku organisasi tersebut, yang bertujuan untuk mengerti, menjelaskan, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas sikap dan perilaku dari sebuah individu dan kelompok/team dalam sebuah organisasi. Tentu untuk menganalisis sebuah organisasi, kita harus menganalisa perilaku individu, perilaku kelompok/team dan menganalisa organisasi itu sendiri. Dengan proses ini, akan didapatkan output dari karyawan yang mempengaruhi kualitas organisasi tersebut.

Kualitas output karyawan adalah kinerja kerja dan komitmen karyawan untuk tetap tinggal dalam jangka waktu yang signifikan. Sebagian besar karyawan memiliki dua tujuan utama untuk hidup mereka bekerja :  untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik dan tetap menjadi anggota organisasi yang mereka hormati. Ada sejumlah keyakinan, sikap, dan emosi yang menyebabkan seorang karyawan untuk tetap berkomitmen untuk sekolah. Mekanisme individu yang mempengaruhi kinerja dan komitmen untuk tetap bertahan di sekolah adalah : (1). Kepuasan kerja adalah keadaan emosional akan suatu pekerjaan, atau dengan kata lain mengenai apa yang anda rasakan tentang pekerjaan. Karyawan dengan kepuasan yang tinggi mengalami pengalaman yang positif saat mereka memikirkan pekerjaannya. (2) Stres individu, yang mencerminkan respon psikologis karyawan dengan tuntutan pekerjaan yang banyak atau melebihi kapasitas mereka. (3) Motivasi, yang menangkap kekuatan energik yang mendorong karyawan bekerja. (4) Kepercayaan, keadilan, dan etika, mencerminkan sejauh mana karyawan merasa bahwa sekolah mereka melakukan keadilan, kejujuran, dan integritas. (5) Belajar dan pengambilan keputusan, yang berhubungan dengan bagaimana karyawan mendapatkan pengetahuan kerja dan bagaimana mereka menggunakan pengetahuan itu untuk membuat penilaian yang akurat pada pekerjaan. Kelima mekanisme individu tersebut ditentukan oleh karakteristik individunya, dimana menyangkut kepribadian dan nilai budaya, serta kemampuan(ability).Kepribadian dan nilai budaya yang mencerminkan sifat-sifat berbagai kecenderungan yang menggambarkan bagaimana orang bertindak, dengan cirri-ciri umumnya belajar termasuk extraversion, ketelitian, dan kolektivisme. Kepribadian dan nilai budaya mempengaruhi cara orang berperilaku di tempat kerja, jenis tugas mereka, dan bagaimana mereka bereaksi terhadap peristiwa yang terjadi pada pekerjaan. Kemampuan karyawan meliputi kemampuan kognitif, kemampuan emosi, dan kemampuan fisik. Kemampuan kognitif meliputi kemampuan verbal, kuantitatif, penalaran, spasial, dan persepsi. Kemampuan emosi meliputi kesadaran diri, kesadaran terhadap orang lain, pengaturan emosi, dan penggunaan emosi. Kemampuan fisik meliputi kekuatan, stamina, fleksibilitas dan koordinasi, psikomotor, dan sensorik.

Semestinya  organisasi sekolah  terus menerus melakukan upaya untuk mencapai mutu pendidikan agar mampu bertahan dalam persaingan antar organisasi persekolahan yang menjual aneka ragam keunggulan. Upaya merumuskan strategi, berdasarkan isu yang menjadi prioritas untuk diselesaikan , diimplementasikan oleh masing-masing sekolah. Dalam pengimplementasian strategi berarti memobilitasi karyawan dan pimpinan untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Artinya mutu pendidikan tidak hanya ditentukan oleh anggaran fungsi pendidikan  yang besar seperti diungkapkan oleh  menteri Pendidikan Muhammad Nuh, dengan berbagai pencanangan dan perintisan Sekolah Bertaraf Internasional /SBI, Sekolah Mandiri /SM, tetapi lebih dari itu dengan tunjangan profesi bagi para guru, tunjangan fungsional bagi guru yang belum bersertifikasi, dimaksudkan agar organisasi sekolah dapat dijalankan , mencapai kinerja yang unggul dan komitmen terhadap pekerjaan, dengan mekanisme mengupayakan kepuasan karyawan, mampu mengelola stress dengan baik, memotivasi karyawan, menciptakan kepercayaan, keadilan, etika, belajar dan membuat keputusan yang tepat/tidak bias. Hal ini tidak lepas dari karakteristik individunya yaitu kepribadian, nilai budaya, kemampuan/ability, gaya kepemimpinan, team kerja, budaya organisasi, dan struktur organisasi. Dalam hal ini apa yang dibuat oleh Kementrian pendidikan Nasional, dengan menaikkan anggaran fungsi pendidikan dan mendorong peningkatan kinerja dan integritas, tidak berhenti pada ungkapan tetapi perlu diwujudkan. SDM dalam organisasi persekolahan ( guru , TU,  kepala sekolah, Yayasan ) diharapkan agar mampu / memiliki  : (1)  kepuasan kerja. sebagai karyawan /pegawai di lingkungan  pendidikan mrmandang bahwa pekerjaannya  memberikan nilai – nilai yang dipegang tidak sekedar  gaji, promosi, supervise, rekan kerja, status, lingkungan, membantu orang lain, tetapi puncaknya puas terhadap pekerjaan itu sendiri. dan mencitai profesi sebagai guru ,TU, Kepala sekolah dan yayasan. (2) Mengelola tuntutan stres yang mereka hadapi dan emosi yang terkait, tidak dengan serangkaian kegiatan fisik seperti menghindari pekerjaan, datang terlambat, pulang lebih awal, atau bahkan tinggal di rumah, melainkan menghadapi dan memikirkan cara yang berbeda untuk menyelesaikan pekerjaan lebih efisien. Tentu ada pilihan yang lebih baik untuk mengelola situasi stress itu sendiri , dengan fokus pada bagaimana menyelesaikan pekerjaan lebih efisien daripada mencoba untuk menghindari atau mengatasi time pressure dengan bekerja lebih keras. Rata-rata tuntutan stress dianggap sebagai kesempatan untuk belajar, pertumbuhan, dan prestasi. Meskipun challenge stressor dapat melelahkan namun sering memicu emosi positif seperti menanamkan jiwa pengabdian, kebanggaan, dan antusiasme. (3) Motivasi dalam menjalankan tugas, adalah suatu harapan atau keyakinan akan usaha yang dilakukan menghasilkan kesuksesan, keyakinan bahwa individu akan menerima reward jika kinerja terpenuhi. (4) Kepercayaan, keadilan, dan etika, mengacu pada prosedur membuat keputusan melalui pemberian kesempatan untuk berbicara,dan berkomunikasi.(5) Belajar dan pengambilan keputusan, para guru, TU, Kepala Sekolah, Yayasan, mesti banyak belajar. Pembelajaran itu penting karena memiliki dampak yang signifikan terhadap pengambilan keputusan yang mengacu pada proses menghasilkan serta memilih alternatif  untuk memecahkan masalah.(6) Kepribadian dan nilai budaya, Budaya organisasi  yang kuat muncul ketika karyawan sepakat tentang berbagai hal yang seharusnya berjalan dalam organisasi dan menunjukkan respon perilaku yang konsisten. Contoh budaya sekolah menyambut kehadiran siswa saat sampai di sekolah dengan saling berjabarttangan di pintu masuk/hall. (7) Kemampuan yang menyeluruh baik kemampuan kognitif, emosi, dan fisik,   maka lebih mudah untuk menjalankan pekerjaan dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja dan komitmen terhadap organisasi. (8) Membangun team kerja yang solid, agar seluruh personil sekolah dapat menjalankan kinerjanya dengan baik, dengan adanya  komunikasi dan kerjasama anggota team  maka proses menjalankan pekerjaan dapat lebih lancar (9). Pemimpin yang kuat/memiliki pengaruh dan mampu bernegosiasi., terbuka dan memiliki wawasan yang luas. (10) Struktur organisasi , sebagai pondasi/dasar  dalam segala aspek perilaku, dan mempengaruhi pola/cara komunikasi antar guru, TU, kepala sekolah, yayasan, Diknas, dalam menjalankan tugas dan jabatan.   Tugas organisasi sekolah  menjadi sangat menentukan tercapainya mutu pendidikan dengan mengupayakan kinerja yang unggul dan komitmen terhadap organisasi sekolah. Dengan demikian mutu pendidikan ditentukan oleh mutu organisasi sekolah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.       David, Fred R.(2009).  Manajemen Strategis. Jakarta : Penerbit Salemba empat. Edisi 12

2.       Colquitt, Jason A., Jeffery A. Lepine, Michael J. Wesson, (2011).  Organization Behavior, improving      Performance and Commitment in the Workplace. Newyork :  Mc. Graw – Hill Companies.

3.       Rizky  Ananda(2012). Pendidikan Bermutu Modal  Utama Memberantas Rantai Kemiskinan . From   http : //edukasi kompasiana.com/2012/02/29/pendidikan-bermutu-modal-utama-memberantas-rantai-kemiskinan, 29 Februari 2012

4.       Antaranews.com/berita/272158/2012-pendidikan-bermutu-dan-terjangkau

5.       Margaret Puspitarini (2012). Harapan Besar Rakyat untuk Pendidikan Bermutu From   http ://kampus. Okezone.com/2012/02/27/373/583193/harapan-besar-rakyat-untuk-pendidikan-bermutu, 27 Februari 2012

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment