Article Detail

Ibu, Pencetak Generasi Bangsa

Ibu, Pencetak Generasi Bangsa


Indonesia adalah salah satu dari beberapa negara besar di dunia yang memiliki kekhasan

tersendiri dibanding dengan negara lainnya. Gugusan pulau-pulau di antara lautan yang luas

menjadikan Indonesia memiliki berbagai keragaman sumber daya alam, baik flora maupun

faunanya, terlebih Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati oleh garis katulistiwa

menjadikannya sebagai negara beriklim tropis. Selain keanekaragaman hayati, jajaran pulau

Indonesia juga menjadikan Indonesia kaya dalam bahasa daerah, budaya, serta kebiasaan yang

dilakukan oleh masyarakatnya, bahkan dalam memeluk agama dan kepercayaan terhadap Tuhan

Yang maha Esa. Dan hal ini yang sungguh mewarnai kebhinekaan Indonesia, yang tunggal eka.

Pada tahun 2045 Indonesia akan memperingati hari ulang tahun kemerdekaannya yang ke-100,

dimana pada ulang tahunnya yang ke-100 tersebut Indonesia diramalkan dan digadang menjadi

salah satu negara besar di dunia di berbagai bidang. Dan Indonesia sungguh beruntung karena

pada dasa warsa ini memiliki bonus demografi yang diharapkan mampu mempercepat laju

pertumbuhan dan pembangunan di Indonesia. Ketersediaan sumber daya manusia yang didukung

oleh pengetahuan dan keterampilan tinggi sungguh menjadi modal utama dalam pelaksanaan

pembanguna tersebut.

Di antara berbagai keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa, dan agama yang ada di

Indonesia, terdapat sistem kekerabatan matrilineal dan patrilineal, dimana lebih banyak suku-

suku di Indonesia yang menganut sistem kekerabatan patrilineal. Kekeluargaan yang menarik

garis keturunan laki-laki atau ayah. Dari berbagai macam budaya dan sistem kekerabatan

tersebut, maka ayah / laki-laki memiliki peran sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab

terhadap penghidupan keluarga terutama dalam hal ekonomi sebagai pencari nafkah. Sehingga,

laki-laki harus pintar, terampil, tegar dan berdaya juang tinggi, maka seorang laki-laki harus

bersekolah tinggi, karena kelak harus bertanggung jawab terhadap keluarga. Sementara seorang

perempuan / ibu berperan sebagai pengatur rumahtangga, melayani suami, dan sekaligus sebagai

pengasuh anak. Karena peran tersebut, maka seorang perempuan, tidaklah harus mengenyam

pendidikan formal yang tinggi, karena toh akhirnya nanti hanya akan di belakang, di dapur, dan

masak. Sehingga dengan segala keterbatasan pendidikan formalnya, seorang ibu harus

menjalankan kewajibannya tersebut dengan penuh keralaan dan tanggung jawab. Ketika seorang

ibu yang memiliki pendidikan formal terbatas, pengetahuan dan keterampilan yang terbatas

diharuskan mengasuh anak-anak mereka, maka dengan penuh cinta, seorang ibu akan

menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang

dimilikinya.

Anak adalah generasi penerus bangsa. Sebagai penerus kepemimpinan dan pengelolaan bangsa

dan negara, maka dia haruslah generasi yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap

serta nilai-nilai yang luhur dan tinggi, untuk itu dibutuhkan bantuan dan pendapampingan dari

orang-orang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan integritas yang tinggi pula. Ibu,


sebagai pendidik, pengasuh utama dan pertama bagi seorang anak, sudah layak dan pantas untuk

mendapatkan dan mengenyam pendidikan formal yang setinggi mungkin. Mengikuti berbagai

macam kegiatan dan aktivitas, bersosialisasi dan tentu saja mengikuti dan menguasai

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu mengikuti perkembangan jaman

yang begitu cepat berubah. Ibu bukan hanya “konco wingking, memasak, menyapu dan mengepel

lantai, mencuci pakaian dan menyetrika, tetapi ibu adalah pendamping dan pengasuh bagi

generasi penerus bangsa, kaena ibu adalah pencetak masa depan bangsa.

Terima kasih RA. Kartini, ibu kita semua yang telah memperjuangkan emansipasi kaum

perempuan. Kini gelap sudah menjadi terang. Kini tugas kami sebagai pencetak generasi bangsa

meneruskan cita-cita dan perjuanganmu yang akan selalu hidup.


Tangerang, 21 April 2022


Penulis : Y. Agus Riyanto, S.Pd.

Comments
  • 19 Feb 2023 07:02:18
    bagaimana membuat puisi?
Leave a comment