Article Detail

Antara Acting dan Guru

Antara Acting dan Guru

Begitu indahnya dan dasyatnya kalau semua pendidik melaksanakan pengajaran di depan kelas dengan acting yang maksimal. Sehingga apa yang disampaiikan akan sampai pada siswanya dengan penuh kesempurnaan. Komunikasi akan tergambar jelas, apabila wajah, ekspresi, gerak tubuh turut menyampaikan pesan kepada siswa. Hal ini akan mempengaruhi pesan yang ingin disampaikan. Tidak salah kalau seorang pendidik belajar, menonton, membaca pengetahuan tentang seni peran. Ini akan mempermudah seorang guru berkomunikasi dengan siswa.

Pada tanggal 2 Nopember 2012, hari Jumat, pukul 18.00 di TIM ( Taman Ismail Marzuki ) Jakarta, kami finalis lomba bercerita ( Humaniora 2012 ) menampilkan sebuah naskah essay karangan Romo Sindhunoto yang berjudul “ Kegalauan Asu “. Kami tampil bersama 6 finalis. Megahnya panggung, indahnya tata lampu dan nyaringnya sound menambah semangatnya kami dalam menampilkan lakon.

Pada penampilan pertama, saya benar-benar terkesima, karena seorang guru yang secara totalitas dapat menampilkan peran atau bermain peran di atas panggung . Sehingga para penonton terpukau dibuatnya. Saya tetap nyakin pada tokoh yang nanti saya mainkan. Saya hanya berkata mereka sungguh luar biasa. Untuk penampilan kedua, saya juga dapat merasakan bahwa guru yang memerankan seorang ayah sungguh-sungguh mantap. Penampilan ketiga kembali peran tunggal memerankan seorang gadis desa.

Pada penampilan keempat, kelima ……. Saya dibuatnya hampir turun mental, karena guru-guru pandai beracting di atas panggung. Tiba giliran kami pada urutan keenam…. Pada penampilan urutan keempat, kami di ruang ganti berdoa terlebih dulu , agar sukses dalam penampilannya. Ibu Agustin dengan penuh khusuk memimpin doa . Saat MC membacakan urutan keenam, kami segera siap-siap di panggung yang suasana masih gelap. Deg-degan pasti menyelimuti hatiku. Namun dengan nyakin dan mantap, saya tetap tampil maksimal. Gamelan jawa mulai mengalun ( Kelik, Tugiman, Moko )..mengiringi lembutnya tubuh ibu Agustin di atas panggung. Para penonton diam membisu menyaksikan lemah gemulainya tangan seorang penari. Tiba saatnya saya tampil memerankan tokoh yang berkarakter marah, memberi makian kepada sang penari atau sang pemeran asu ( ibu Agustin ). Umpatan dan cacian keluar dari mulut saya.

Tokoh demi tokoh saya perankan, saya harus berperan sebagai pemarah, Dayang Sumbi yang sedih, penjual daging asu yang sedih dan haru, serta memerankan karakter seorang patih atau Dayun. Tepuk tangan terdengar dalam telingaku saat saya memerankan seorang Dayang Sumbi. Alunan seruling yang dimainkan oleh Kelik, membuat langkahku benar-benar seorang Dayang Sumbi yang berasal dari daerah Jawa barat.

Akhir cerita, kami dapat tepuk tangan meriah dari para penonton.

Tiba saatnya kami menunggu pengumuman juara sambil menyaksikan penampilan jatilan dari daerah Jawa yaitu Jogya ( Boro ). Pengumuman juara diumumkan oleh para juri. Rasa deg-degan menyelimuti kembali hatiku. Dari urutan harapan 3 sampai juara 3 jantung saya berdetak cepat…….. nama ibu Agustis belum disebut….. lega rasanya…akhirnya pada juara kedua…nama Agustin disebut…..serentak para penonton, khususnya anak-anak teater SMA Tarakanita Gading Serpong memberikan teriakan dan tepuk tangan gembira. Saya spontan berdiri dan berdoa, terima kasih Tuhan. Ibu Agustin dengan bangga menerima tropi juara dua, dan lebih membanggakan lagi yaitu, kami mendapat juara favorit.

Dua tropi sekaligus kami boyong ke SMA Tarakanita Gading Serpong. Bangga bercampur haru, karena kami mendapat dua kejuaraan. Saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa, bapak ( Abah Adi kurdi ), para juri, ibu Rin ( Kepala Sekolah SMA Tarakanita Gading Serpong ), personalia Yayasan Tarakanita Wilayah Tangerang, anggota teater SMA Tarakanita Gading Serpong, rekan-rekan guru dan karyawan SMA Tarakanita Gading Serpong, yang telah mendukung dalam persiapan dan penampilan.

Penulis laporan
Petrus Supriyana, S.Pd ( Pelatih teater SMA Tarakanita Gading Serpong )

( Foto karya Novandry )

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment