Article Detail
Aku Terberkati
Ciawi, Jawa Barat. Menurut KBBI, retret berarti menarik diri sejenak dari rutinitas untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Dengan demikian, para siswa diharapkan meninggalkan rutinas keseharian dan membuka diri untuk dekat denggan Tuhan. Tema retret yang dipilih adalah mengandalkan kasih Tuhan dalam menguatkan kemandirian menuju pribadi cerdas berintegritas untuk mempersiapkan pendidikan lanjut.
Tiba di Puspanita, para siswa dibagi menjadi 10 kelompok secara heterogen. Di Puspanita, Ciawi, mereka sangat antusias mengikuti berbagai kegiatan yang disiapkan oleh tim retret di bawah pimpinan Bapak Drs.Harsono, M.M.. Metode yang digunakan bervariasi: ceramah, diskusi kelompok, sharing, permainan, refleksi, dan doa. Selain tim retret yang terdiri atas awam, fasilitator retret ini yaitu Romo Sunaryo, SVD dan Suster Merry Sitanggang CB. ”Dalam retret ini, kami sebagai fasilitator, selebihnya anak yang berinteraksi langsung dengan Tuhan”, ungkap Suster Merry Sitanggang, CB.
Rangkaian kegiatan retret tentunya sesuai ke-Tarakanita-an yaitu nilai-nilai Cc5+ . Pada hari pertama retret, para siswa yang didampingi guru pendamping yaitu Ibu Marcelina Tri Indarwati, Ibu Meta Kesuma, dan Ibu Retno Dewi Kusumawati diajak untuk lebih mengenal diri mereka sendiri dengan segala kelebihan dan kelemahan. Hari kedua, siswa diajak untuk menyadari bahwa mereka memerlukan orang lain dalam hidupnya baik orang tua, saudara, teman, maupun sesama. Mereka diharapkan lebih mencintai, menghargai, dan menjaga semua ciptaan Tuhan termasuk bumi ini. Selain itu, siswa diajak untuk berdamai dengan diri sendiri agar siap menghadapi tantangan zaman. Sebagai penutup kegiatan pada hari ketiga, siswa melakukan aksi hasil refleksi hari-hari sebelumnya dan menyadari bahwa mereka adalah pribadi yang terberkati sehingga siap melanjutkan pendidikan tinggi dengan pribadi cerdas berintegitas. Kegiatan diakhiri dengan misa yang dipimpin oleh Romo Sunaryo, SVD. (rtn)
-
v18 Jan 2024 02:01:22Retret di Puspanita, Ciawi, menjadi perjalanan spiritual yang menginspirasi bagi saya. Dengan tema 'Mengandalkan Kasih Tuhan untuk Memperkuat Kemandirian', retret ini bukan hanya sekadar perpisahan dari rutinitas, tetapi juga sebuah panggilan untuk lebih mendekatkan diri saya dengan Tuhan. Metode yang digunakan sangat bervariasi, mulai dari ceramah hingga refleksi, menciptakan pengalaman yang mendalam dan meresapi nilai-nilai Cc5+. Kesadaran akan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan kesiapan menghadapi tantangan menjadi poin penting dalam perjalanan retret ini. Semua ini membentuk dasar pribadi cerdas berintegritas yang siap melangkah menuju pendidikan yang lebih lanjut. Pengalaman spiritual ini tidak hanya diceritakan, tapi dirasakan, menciptakan ikatan yang erat dengan Tuhan dan sesama, sangat seru dan bermakna.