Article Detail

Inspirasi Kartini Untuk Bumi

Inspirasi Kartini Untuk Bumi

a

Raden Ajeng Kartini pasti kita semua tahu. Wanita dengan wajah khas Jawa dengan sanggul sederhana tersebut gambarnya sangat mudah kita jumpai. Kita mengenal sebagai tokoh pergerakan wanita, terutama dalam hal memperjuangkan persamaan hak antara kaum wanita dan kaum pria ( emansipasi). Dan kemarin, Senin, 21 April 2014 yang lalu kita baru saja merayakan bersama di sekolah dengan cara istimewa, yaitu upacara peringatan hari Kartini. Kita bisa sebut istimewa karena petugas upacara memang berseragam istimewa, kebaya dan bawahan kain. Bukan seragam sekolah seperti biasa.

 

Selain itu kita bisa sebut istimewa karena tokoh ini satu – satunya yang namanya selalu diperingati secara nasional. Tidak ada pahlawan lain. Sebut saja Budi Oetomo, Ki Hajar Dewantara atau dwi tunggal proklamator negeri tercinta ini, nama mereka tidak ada yang diperingati secara nasional. Itulah Raden Ajeng Kartini, yang memang sangat istimewa, paling tidak diperlakukan sangat istimewa oleh bangsa dan negara kita.

 

Karena istimewanya itu kita pun boleh bertanya, saat dunia sudah ‘berubah’, masih relevankah emansipasi terus disuarakan? Masih adakah perlakuan berbeda yang diberikan kepada pria melebihi wanita dalam kacamata hukum negara? Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat, banyak anggota perempuan, hakim juga banyak, bahkan hakim konstitusi yang hanya sembilan orang pun ada wanita disitu. Bahkan presiden wanita pun juga sudah ada.

 

Dalam lingkup kecil sekolah kita pun demikian. Ketua OSIS perempuan seingat saya jauh lebih banyak dibanding laki – laki. Sebut saja mulai Ruri Nitria, Christy Lopes juga Cassie Ruth yang sekarang duduk di kelas XII. Untuk pemimpin sekolah pun setali tiga uang. Kepala sekolah SMA wanita. Tiga wakil mulai dari kesiswaan, kurikulum, humas dan sarpras semua wanita. Unit lainpun sama, mulai dari TK sampai SMP kepala sekolahnya semua wanita. Ditambah kepala Kantor Wilayah Yayasan Tarakanita  yang juga pasti wanita, karena  seorang suster.

 

Melihat itu   wajar kiranya kita perlu melihat ulang ‘ Spirit Kartini’ di masa kini. Emansipasi bukan lagi persoalan. Perjuangan kartini sadah  berhasil. Asa Kartini menjadi nyata. Maka jika setiap peringatan hanya terus mengulang soal emansipasi, jelas sudah basi. Bahwa peringatan itu harus diadakan, ya …baiklah.  Karena masih banyak hal – hal baik  bagi masyarakat dan bangsa bahkan dunia yang bisa dimasukkan dalam peristiwa peringatan hari Kartini.

 

Spirit baru inilah yang muncul dalam peringatan hari Kartini di SMA Tarakanita Gading Serpong tahun ini. Momentum peringatan Hari Bumi yang hanya berselang sehari, digabungkan secara apik.  Spirit pembaharu, pelopor, pendobrak dalam jiwa Kartini diambil untuk ajakan berlaku toleran terhadap bumi. Ajakan untuk menyelamatkan Bumi, sepertinya terlalu besar dan dramatis. Maka jika kita mampu bersikap toleran saja, sebetulnya sudah cukup memberi dampak positif bagi bumi.

 

Pertama berbagai lomba dengan bahan utama barang bekas dirancang. Barang – barang yang sudah tidak terpakai dan menjadi sampah dan akan ‘membebani’ bumi tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan ulang.  Setiap kelas harus mengirimkan tim perwakilannya. Ada sepuluh jenis barang yang harus dibuat dari bahan koran bekas, yaitu tempat pensil, tamplak meja, membuat mangkok, pot bunga, taktakan/alas gelas, bingkai foto, tempat tisu, tempat kolekte dan tempat untuk koin peduli.  Lomba dimulai pukul 09.30 WIB usai perayaan Misa Paskah. Selama 120 menit, masing – masing tim perwakilan kelas harus menyelesaikan pembuatan barang – barang tersebut.

 

Puncak acara dimulai pukul 11.30.  Dikemas sebagai ajang untuk fashion show  dengan menampilkan busana daerah, para siswa perwakilan kelas berpasangan putra – putri ala abang dan none Jakarta. Selain diberi waktu untuk berlenggang – lenggok sepanjang ruang aula, para peserta ini juga diadu gagasannya untuk berbagai hal yang aktual yang berhubungan dengan peringatan hari Kartini dan hari Bumi. Sungguh ini sebuah ide cerdas dan brilian, karena para peserta ditantang untuk berpikir cepat untuk menemukan jawaban yang terbaik dari setiap pertanyaan dari panita, yang diperoleh dengan cara mengambil undi secara acak sebelumnya. Para peserta terlihat tampil sangat mendalami perannya dan secara serius berusaha meyakinkan para Juri untuk mendapatkan nilai yang terbaik.

 

Selamat untuk Panitia ( pengurus OSIS ) yang telah merancang acara yang sangat bagus ini. Acara ini pasti bermanfaat dan menantang para siswa untuk bersiap lebih baik di tahun mendatang jika hal serupa diadakan kembali. Tentu dengan beberapa penyempurnaan. Juga untuk teman – teman yang menjadi penonton, dapat mendukung dengan lebih baik, misalnya saat para kontestan sedang menjawab pertanyaan juri, teman – teman penonton bisa lebih tenang ikut memahami pertanyaan dan juga mendengarkan secara cermat jawaban dari kontestan. Jika suasana itu bisa diciptakan, para kontestan pun akan memberi jawaban dengan lebih tenang dan diharapkan semakin berkualitas.

 

Ini acara yang baik, ide yang baik, sebuah intrepretasi baru dari peringatan hari Kartini yang memanfaatkan spirit pembaharu Kartini untuk keperluan yang lebih riil dan penting untuk saat ini dibanding soal isu emansipasi. Sekali selamat untuk seluruh peserta yang dengan serius mengikuti seluruh rangkaian lomba juga para panita yang telah bekerja keras sehingga acara berjalan suskes.

 

Mau lihat foto – fota acara tersebut?  Silahkan langsung berkunjung keFacebook group targadscommunity.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment